The Conjuring: The Devil Made Me Do It atau yang dikenal sebagai Hantu Conjuring 3, membawa penonton kembali ke dalam dunia supranatural yang mencekam garapan James Wan dan Peter Safran. Film ketiga dari saga Conjuring ini tidak lagi berfokus pada rumah berhantu yang dingin, melainkan menyelami kasus kerasukan yang jauh lebih kompleks dan mengerikan: kasus pertama dalam sejarah Amerika Serikat di mana seorang tersangka kerasukan setan mengaku melakukan pembunuhan.
Film ini didasarkan pada kisah nyata dari kasus Arne Johnson, yang terjadi di Connecticut pada tahun 1981. Arne Johnson dituduh menikam dan membunuh pemilik rumah kosnya, Alan Bono. Namun, pembelaan pengacara Johnson sangat tidak biasa: ia mengklaim bahwa ia tidak bersalah karena ia kerasukan setan pada saat kejadian. Kerasukan ini konon berasal dari adik perempuan kekasihnya, Debbie Glatzel, yang telah dirasuki oleh iblis sebelumnya.
Pasangan Warren, Ed dan Lorraine, yang dikenal sebagai investigator paranormal ternama, ikut terlibat dalam kasus ini. Mereka menjadi saksi peristiwa-peristiwa aneh yang terjadi di sekitar keluarga Glatzel dan Arne. Film Hantu Conjuring 3 dengan cermat menggambarkan bagaimana pasangan Warren mencoba untuk memahami dan mengatasi fenomena kerasukan yang ekstrem ini, yang berbeda dari pengalaman mereka sebelumnya yang umumnya berpusat pada objek atau lokasi yang dirasuki.
Yang membuat Hantu Conjuring 3 menonjol adalah pergeseran ceritanya. Jika dua film pertama berakar kuat pada atmosfer horor rumah berhantu yang claustrophobic, film ketiga ini mengusung elemen thriller yang lebih luas. Kasus Arne Johnson memaksa pasangan Warren untuk berhadapan dengan fenomena yang tidak hanya melibatkan entitas supranatural, tetapi juga implikasi hukum dan psikologis yang berat. Mereka harus mencari bukti kerasukan yang cukup kuat untuk meyakinkan pengadilan, sebuah tugas yang jauh lebih menantang daripada sekadar mengusir roh jahat.
Dalam Hantu Conjuring 3, teror tidak hanya terbatas pada satu lokasi. Pasangan Warren harus melacak jejak iblis yang tampaknya berpindah-pindah, mempengaruhi beberapa individu dan menyebarkan kepanikan. Konsep ini menciptakan ketegangan yang berbeda, di mana ancaman terasa lebih organik dan sulit diprediksi. Penonton diajak untuk merasakan ketidakpastian dan ketakutan yang dialami oleh keluarga Glatzel dan orang-orang di sekitar mereka.
Seperti film-film Conjuring sebelumnya, Hantu Conjuring 3 mengambil inspirasi dari kisah nyata yang diteliti oleh Ed dan Lorraine Warren, namun juga menambahkan elemen dramatis untuk tujuan narasi. Meskipun detail kasus Arne Johnson mungkin telah diubah dan diperindah untuk layar lebar, inti dari peristiwa – kerasukan setan sebagai pembelaan dalam kasus pembunuhan – tetap menjadi sorotan utama. Film ini berhasil mengeksplorasi batas antara keyakinan, kejahatan, dan kegilaan.
Fakta bahwa Hantu Conjuring 3 didasarkan pada kasus nyata memberikan bobot emosional dan horor yang unik. Kisah tentang seseorang yang kehilangan kendali atas tubuhnya sendiri karena kekuatan jahat adalah narasi yang selalu menggugah rasa takut. Selain itu, film ini juga menjadi bukti ketahanan dan dedikasi pasangan Warren dalam menghadapi berbagai bentuk kejahatan supranatural, bahkan ketika mereka dihadapkan pada tantangan hukum yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Secara keseluruhan, Hantu Conjuring 3 menawarkan pengalaman horor yang berbeda namun tetap memuaskan bagi para penggemar. Dengan perpaduan antara kisah nyata yang mengejutkan, investigasi paranormal yang menegangkan, dan sentuhan horor khas Conjuring, film ini berhasil menjaga warisan seri ini tetap kuat dan relevan di genre horor.